Latar Belakang dan Kronologi Konflik di Sudan

Perang saudara ini berawal dari perebutan kekuasaan oleh dua tokoh militer pada 15 April 2023, yaitu Jenderal Fattah Al-Burhan yang merupakan pemimpin angkatan bersenjata Sudah (SAF) dan Jenderal Mohamed Handan Dagalo, komandan pasukan paramiliter RSF.


Perebutan kekuasaan ini terjadi setelah jatuhnya masa kepemimpinan Omar Al-Bashir pada 2019. Sebenarnya, setelah keruntuhan masa kepemimpinan Omar sudah sempat dibentuk pemerintahan transisi sipil-militer. Namun, kudeta meletus pada Oktober 2021 yang dikomando oleh Burhan dan Hemedti.



Kudeta tersebut terjadi selama bertahun-tahun. Perselisihan militer terus terjadi, puncak pertama saat RSF memiliki rencana lakukan integrasi ke dalam SAF untuk penentuan pemimpin kekuatan bersenjata gabungan. Namun, jalan tengah tidak pernah ditentukan karena keduanya tidak ingin kehilangan kekuasaan dan kekayaan yang sudah diraih.


Pertempuran di antara keduanya masih terus terjadi hingga ke seluruh negeri Sudan. Warga sipil jadi korban utama yang terjebak di tengah-tengah dua kekuatan bersenjata. Pada 2024, RSF mengepakkan sayap kekuasan hingga menerima bantuan senjata dari Libya Timur. Namun, SAF berhasil merebut wilayah kekuatan RSF, yaitu Khartoum dan RSF membalas dengan serangan udara ke port sudan.




Penyerangan keduanya terus terjadi hingga puncaknya pada Oktober 2025, RSF merebut El-Fasher kota terakhir yang dikuasai SAF. Aksi ini tak hanya melakukan kekerasan pada warga sipil, tapi juga pembantaian besar-besaran terhadap etnis Fur, Berti, dan Zaghawa dan berisiko pada perencanaan genosida.


Penulis: Firda Aulia Ramadanti Dokumentasi: Aljazeera.net