Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir, Jakarta menjadi kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo.
Begitu pun pada Senin ini (24/6/2024), warga Jakarta disarankan menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan. Hal tersebut dinyatakan dalam laman IQAir yang telah diperbarui pada pukul 05.00 WIB hari ini.
Jika dibandingkan dengan sembilan wilayah lain di Indonesia, kualitas udara di Jakarta menempati peringkat kedua terburuk setelah Tangerang Selatan (Tangsel), Banten (180).
IQAir mencatat kualitas udara Jakarta berada pada poin 158 dengan tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 65 mikrogram per meter kubik atau 13 kali lebih tinggi nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Terkait dengan hal ini, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta untuk berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Jakarta.
Sebelumnya, TMC pernah dilakukan pada pertengahan tahun 2023 guna mengatasi pencemaran udara di Jakarta saat musim kemarau dan akhir tahun 2022. Jika hal seperti ini terus terjadi, apakah warga Jakarta terpaksa harus hidup bersama polusi?
Copyright © Sekolah Relawan 2023