Cerita Pak Dedi, Berjuang Membangun Pesantren Gratis untuk Anak-anak yang Membutuhkan

Perjalanan dimulai pada tahun 2004, Pak Dedi Supriadi membangun sarana pendidikan yang bernama sekolah Akademia. Sekolah ini awalnya belum mempunyai bangunan sendiri dan hanya memanfaatkan lahan di area pemakaman di daerah Citeureup Bogor, itu pun hanya beralaskan terpal.

Dengan kondisi yang memprihatinkan ini, jumlah anak yang mau belajar justru semakin bertambah. Akhirnya Pak Dedi dipertemukan dengan salah satu dermawan yang mewakafkan lahan sekaligus mendirikan bangunan untuk kelas.

Hingga kini, 47 anak tergabung di Yayasan Cahaya Al-Anshor. Mereka memiliki latar belakang yang berbeda, mulai dari disabilitas, yatim, dhuafa bahkan ada beberapa anak yang berasal dari jalanan.

Pada tahun 2019 beliau mendirikan pondok pesantren agar anak-anak tidak hanya sekolah melainkan bisa bermukim dan terus dipantau perkembangannya. Selain itu, Pak Dedi tidak ingin para lansia dan anak-anak ini kembali ke jalanan, terutama untuk anak-anak disabilitas dan lansia yang sudah tidak memiliki keluarga.

Di sini mereka tidak di pungut biaya sepeser pun atau gratis, mulai dari biaya pendidikan, biaya makan bahkan kebutuhan pribadi.

Pesantren ini memang belum mempunyai donatur tetap sehingga masih banyak keterbatasan, namun Pak Dedi tetap mengusahakan yang terbaik untuk para santri. 

Meski makan dengan lauk seadanya, tempat tidur yang sederhana terbuat dari kayu bekas,  bahkan belum semua santri mendapatkan kasur, terkadang mereka hanya menggelar tikar untuk alas tidur, bahkan untuk urusan mandi pun tak jarang mereka mandi tanpa menggunakan sabun karena memang tidak ada kemampuan untuk membelinya.

Orang baik, mari salurkan bantuan untuk Pak Dedi, jadilah perpanjang tangan kebaikan untuk para santri penghafal quran.