“Stay Hungry, Stay Foolish†adalah
kalimat yang mengakhiri pidato Steve Jobs di Universitas Stanford tahun 2005.
Ucapan ini lantas menjadi inspirasi jutaan orang dan mungkin juga kita. Tapi,
apa arti ungkapan ini ?
Selaras dengan ungkapan Jobs, dalam
Budhisme Zen ada konsep Shoshin yang
berarti “pikiran pemulaâ€, sebuah konsep untuk melepas informasi terkait
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, serta memiliki sikap terbuka untuk
mempelajari sesuatu layaknya seorang murid atau pemula.
Kita mungkin sering menjumpai orang yang
gemar sekali memotong pembicaraan, baru orang lain berbicara satu-dua kata
sudah dipotongnya. Itulah ego seseorang
agar terlihat pintar. Kita secara tidak sadar mempunyai mentalitas sok pintar,
merasa tahu apa yang akan orang lain katakan sehingga cenderung tidak betah
mendengarkannya sampai tuntas.
Ungkapan Steve Jobs di atas dan konsep
Shoshin sering dianggap bertolak belakang dengan pikiran para ahli. Karena
mereka telah menguasai suatu subyek, terdapat kecenderungan pikiran tertutup,
enggan menerima informasi baru dan beranggapan “saya lebih tahu daripada kamuâ€.
Akibatnya jelas, perkembangan informasi menjadi terhambat bahkan cenderung
menolak karena informasi baru itu tidak sesuai dengan apa yang sudah
dipelajarinya.
Sementara para pemula tentu mereka yang
pikirannya belum tahu apa-apa sehingga harus belajar banyak. Kita dianggap
tidak tahu, murid yang sedang belajar sesuatu. Coba ingat-ingat kembali,
masa-masa paling berkembang dari tiap kita adalah masa dimana kita masih
belajar.
Mental Shoshin sendiri berlatar belakang
dari ajaran Budha yang mengajarkan sebaiknya manusia bersikap tidak tahu
apa-apa, sehingga ketika menerima ilmu pikiran akan terbuka. Lawan dari mental
shoshin adalah sok tahu dan merasa paling pintar sehingga cenderung untuk
memblokir informasi yang tidak sesuai dengan yang dipelajari hingga mencari
informasi pembenar untuk mendukung pendapat diri sendiri. Kita mungkin berpikir
sedang belajar, tapi pada dasarnya tidak. Kebanyakan orang memang tidak
menginginkan informasi baru, mereka hanya ingin memvalidasi informasi.
.
Di sinilah keunikan mental shoshin yang
mengajak kita untuk selalu memiliki pikiran pemula, terlepas dari status kita yang
mungkin sudah dianggap ahli. Dengan memiliki mental demikian, kita menjadi
lebih terbuka, terus belajar dan bersedia menerima sudut pandang yang baru.
Merendahkan diri dengan mental shoshin berdampak pada naik level lebih cepat dan anggun tanpa perlu melakukan
upaya licik terselubung untuk memperoleh prestasi.
Lantas, bagaimana melatih diri memiliki
mental ini? Yang pertama, harus rendah hati. Dengan kerendahan hati, kita akan
bersedia untuk mendengarkan, berdiskusi, menyapa, mengobrol dengan semua orang.
Yang kedua, bacalah buku. Buku adalah
jendela pengetahuan, semakin banyak buku yang kita baca semakin kita sadar banyak
hal yang tidak diketahui. Buatlah target harian untuk membacanya.
Yang ketiga, lepaskanlah ego untuk
selalu benar. Meskipun tidak setuju dengan pendapat seseorang ketika
berdiskusi, kita tidak perlu mengoreksinya. Mungkin saja pendapat dia yang
benar meski terdengar aneh. Atau mungkin saja ide konyolnya bisa menghasilkan
sesuatu yang baru.
Terakhir, seperti ungkapan Steve Jobs
“Stay Hungry, Stay Foolishâ€, tetaplah bodoh dan sadari bahwa kita harus selalu
belajar dari manapun dan siapapun.
Jalan Mandor Basir 1 no.167, RT.01/RW.08, Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Depok
info@sekolahrelawan.com
+62 852 1855 3006(Info Donasi)
+62 821 3012 6939(Kemitraan)
+62 851 5984 8033(Kolaborasi Komunitas)
Copyright © Sekolah Relawan 2025