Atmosfer Ramadhan kini sudah mulai terasa. Apalagi sobat relawan
sudah banyak yang ikut mendaftar jadi relawan Ramadhan. Ramadhan dan
kerelawanan, tidak bisa dipungkiri keterkaitannya. Ramadhan, menurut Valerie Julliand, Resident Coordinator PBB di Indonesia, adalah waktu untuk mencerminkan nilai-nilai kasih sayang dan
kemurahan hati.
Indonesia
sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia (231 juta), memiliki
jutaan relawan yang siap mewujudkan nilai-nilai kedermawanan. Berdasarkan Laporan Index Kedermawanan Dunia tahun 2022, 63%
orang Indonesia menyumbangkan waktunya berkontirbusi dalam kerelawanan.
Semangat kerelawanan di Indonesia terdengar di banyak negara
lainnya. Menurut laporan dari UN Volunteers (UNV) 2022 State of the World’s
Volunteerism, kerja sama antara relawan dan pemerintah dapat berkontribusi
untuk membangun masyarakat yang lebih setara dan inklusif.
Hal ini
didukung dengan adanya gotong royong sebagai tradisi swadaya masyarakat
Indonesia. Gotong royong, secara konseptual dapat diartikan sebagai suatu bentuk kerjasama
yang disepakati bersama.
Dengan nilai-nilai gotong royong ini, ramadhan sebagai bulan
suci umat Islam, membangkitkan semangat kerelawanan di Indonesia. Kitalah, para
relawan, yang mejadi penggerak semangat gotong royong itu.
Seringkali sebagai manusia, kita luput dari melihat hal-hal
kecil yang kita miliki, momen Ramadhan adalah ajang untuk kita lebih mendalami
diri, membuat kita lebih peka terhadap kebaikan dan kebenaran yang ada di
sekitar. Oleh karena itu, karena kita melakukan atau ikut aktivitas kebaikan,
seperti menjadi relawan, efek dari perbuatan itu akan tertanam di dalam diri
kita dan berkesan.
Ramadhan, menjadi wujud nyata dari semangat gotong royong
dalam aksi kerelawanan sebagai bagian dari cara kita bersyukur dan berdampak
untuk sesama manusia.
Copyright © Sekolah Relawan 2023