+62 2177 8057 06 +62 852 1855 3006 info@sekolahrelawan.org

Artikel

"Ngapain Ke Bencana Kalau Nggak Bawa Bantuan!"

03 Mei 2024

Ini memang harus dituliskan agar masyarakat lebih paham apa yang jadi tugas utama tim relawan di lapangan, khususnya di fase awal emergency, apapun bencananya, termasuk banjir. Tim pertama yang dikirim ke lokasi bencana, sebut saja banjir, mereka biasanya hanya fokus untuk evakuasi. Sudah itu saja dulu. Yang penting cepat bergerak.

Maka perlengkapan yang mereka bawa ke lapangan pun standar emergency evakuasi, untuk banjir pasti ada perahu plus mesin tempel, dayung pelampung dan alat pelindung diri (APD). Ditambah sedikit bekal ransum untuk personil, karena kadang mereka bisa seharian di lokasi banjir tanpa sempat cari makan.

Kalaupun ada tim yang membawa bantuan makanan siap saji, dipastikan jumlahnya tidak banyak. Karena memang fokus utama mereka adalah evakuasi. Space perahu disiapkan untuk membawa korban banjir. Salah satu masalah klasik di lokasi banjir adalah banyaknya penyintas banjir yang ingin tetap bertahan di rumahnya masing-masing karena merasa masih aman. Dua tiga jam mereka masih merasa baik-baik aja, tetapi baru panik ketika banjir tidak juga surut hingga larut malam. Ketika kedinginan atau kehabisan makanan, mulailah mereka teriak minta tolong. Padahal sejak langit masih terang sudah diimbau untuk evakuasi.

Tentu saja mereka punya alasan bertahan di rumah. Tetapi para petugas dan relawan juga punya SOP tugas di lapangan. Evakuasi ke tempat aman itu untuk hindari kejadian yang lebih membahayakan jiwa, termasuk ancaman kedinginan dan kelaparan, serta kemudahan tim relawan atau petugas memberikan bantuan makanan dan medis.

Ada kejadian yang jadi ujian para relawan khususnya tim evakuasi ketika respon bencana banjir. Beberapa penyintas yang sudah bertahan di hari ketiga, mulai berteriak dengan nada memaki ketika mereka minta makanan lalu tim relawan yang memang tidak membawa terpaksa menjawab "Kami tidak membawa makanan, tugas kami evakuasi"

Lalu, "ngapain kesini kalau tidak bawa bantuan, pulang saja sana!" Itu yang keluar dari para penyintas. Kami pun hanya minta maaf.

Pertama, mereka memang tidak paham, mereka tahunya relawan itu harusnya bawa bantuan. Kedua, tanpa mereka tahu, seringnya bekal logistik yang harusnya buat personil tim pun kita berikan buat penyintas. Masyarakat perlu paham, bahwa tim relawan punya banyak tugas yang berbeda. Di awal emergency memang tugas utamanya evakuasi. Nanti ada tim lain, atau tim yang sama untuk tugas berbeda, yaitu membawa bantuan logistik. Makanan dan minuman siap santap itu misalnya.

Bantuan ini pun biasanya didistribusikan di pos penyintas. Itulah kenapa warga diimbau untuk mau dievakuasi ke pos penyintas agar mudah mendapatkan bantuan, baik itu makanan, medis, dan lainnya.

Kadang, tim yang memang tugasnya evakuasi disibukkan dengan permintaan warga untuk antar makanan ke dalam lokasi banjir, serba salah, tidak diantar mereka butuh, tapi kalau diantar pun sebenarnya SOP-nya para warga memang seharusnya dikumpulkan di pos penyintas. Kejadian lainnya, saat siang hari penyintas tidak mau dievakuasi, namun malamnya keluarganya datang minta dievakuasi. Baiklah, tugas tim harus siap setiap saat, siang dan malam, terang dan gelap.

Nmaun, kenapa diimbau evakuasi saat langit terang? Karena di lokasi banjir semua listrik dipadamkan, sehingga lebih mudah tim lakukan evakuasi di siang hari. Malam hari, tentu lebih berisiko. Semoga menjadi pelajaran bersama, untuk tim relawan dan juga masyarakat penyintas bencana. 

Jalan Mandor Basir 1 no.167, RT.01/RW.08, Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Depok

info@sekolahrelawan.com

+62 21 77805706

Copyright © Sekolah Relawan 2023