+62 2177 8057 06 +62 852 1855 3006 info@sekolahrelawan.org

Artikel

Kembang Api: Indah Tapi Berdampak Buruk Buat Manusia dan Lingkungan

02 Jan 2025

Pesta kembang api menjadi hal yang paling dinanti-nantikan oleh kebanyakan orang saat ada perayaan tahun baru ataupun hari spesial lainnya. Alasannya tentu karena pesta kembang api sebagai menambah kemeriahan suasana. Namun tahukah kamu kalau kembang api ternyata berdampak buruk pada lingkungan? 


Kenapa bisa berdampak buruk pada lingkungan? Berikut ini alasannya!


Penyebab Kembang Api Tidak Baik untuk Lingkungan

Siapa sangka indah dan gemerlapnya pesta kembang api bisa membahayakan penghuni bumi, seperti halnya hewan dan tumbuhan. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!


1. Adanya Partikel Halus PM 2.5 dan PM 10


Perlu diketahui, kembang api memiliki kandungan campuran berbagai bahan kimia yang memerlukan oksigen untuk berpendar. Nantinya saat kembang api mengeluarkan cahaya, maka turut mengeluarkan ribuan ton partikel halus yang berbahaya bagi kesehatan manusia, lingkungan, dan hewan lainnya. 


Pasalnya, kembang api dapat mengeluarkan partikel matter 2.5 dan 10, yang mana partikel tersebut bisa menyumbat dan mengganggu proses pernafasan manusia. WHO sendiri menunjukkan bahwa partikel matter berkontribusi dalam 6,7% kasus kematian pada tahun 2012 atau sebesar 3.7 juta jiwa. Kasus ini tentunya berhubungan dengan kanker paru-paru, kardiovaskular, dan chronic obstructive pulmonary disease (COPD). 


2. Adanya Logam Berat 


Tidak hanya partikel matter, nyatanya kembang api juga terdapat kandungan logam berat untuk memberikan warna indah. Di bawah ini beberapa daftar logam berat dan masing-masing warna yang dihasilkan dari logam berat, seperti:

  1. Strontium: warna merah.

  2. Barium: warna hijau.

  3. Cuprum: warna biru.

  4. Calcium: warna orange.

  5. Natrium: warna kuning.

  6. Magnesium: warna silver. 


Tidak hanya itu, Pb (timbal) dan Cr (Chromium) juga sering kali digunakan dalam kembang api. Tentunya logam berat ini jika dilepas ke lingkungan akan tetap berada di lingkungan sehingga sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. 


3. Pechlorate


Zat Pechlorate juga ada di dalam kandungan kembang api sebagai zat oksidatif yang membantu proses pembakaran kembang api. Hal ini tentunya bisa mencemari lingkungan darat dan air di sekitaran tempat terbakarnya kembang api. Naiknya konsentrasi zat ini dapat menyebabkan kontaminasi pada air yang dapat membahayakan kesehatan manusia bila dikonsumsi manusia. 


David E. Chaves, ilmuwan kimia dari Los Alamos National Laboratory mengatakan bahwa zat ini termasuk ke dalam zat beracun. Dengan demikian, melepas dan menyalakan kembang api ke lingkungan sama halnya melepas zat beracun ke lingkungan. 


Zat ini jika terhirup manusia dan partikelnya masuk ke dalam kelenjar tiroid, maka dapat memengaruhi produksi hormon, metabolisme, dan perkembangan mental manusia yang terpapar. Di India sendiri, pesta kembang api selama perayaan Diwali dikaitkan dengan kenaikan 30 - 40 % pada masalah pernafasan dan polusi udara yang ada di India. 


Selain itu, kembang api yang muncul akan menghasilkan polutan udara, seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), dan beberapa bahan garam logam seperti aluminium, mangan, dan kadmium. Zat inilah penyumbang terbesar dan potensi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global. 


Alternatif Kembang Api

Perlu diketahui ada beberapa alternatif kegiatan lainnya yang bisa menjadi pilihan, seperti:

  1. Berkumpul bersama keluarga untuk berbincang-bincang.

  2. Menonton tv atau film yang kamu sukai.

  3. Vegetarian barbeque bersama teman-teman terdekat.

  4. Candle light dinner bersama orang tersayang.

  5. Refleksi diri selama setahun ini dan menuliskan harapan serta impian yang ingin dicapai di tahun berikutnya. 

Jalan Mandor Basir 1 no.167, RT.01/RW.08, Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Depok

info@sekolahrelawan.com

+62 21 77805706

+62 821-3012-6939(Kemitraan)

Copyright © Sekolah Relawan 2023